Tambora Mountain Sumbawa Island : Recorded as the most powerful eruption
Tambora Mountain Sumbawa Recorded as the most powerful natural event in modern human history at 1815 Tambora Volcano Sumbawa Island The mountain, which originally had a height of around 4,000 meters above sea level, has now become 2,850 meters above sea level and has changed the global climate because of the sulfur that reaches the stratosphere. This phenomenon is then called the ‘year without summer’ in the northern hemisphere. Saleh Bay It erupted in April 1815, shook the country of Sumbawa, destroyed everything around it, covered the sky with dust, the Sun was not visible for quite a long time the following year (1816). Desa Pesisir Labuhan Jambu Tarano Sumbawa Suara gelegar terdengar hingga jarak ribuan kilometer, Cincin apinya melebar hingga ke belahan negeri yang lain. ketika itu Sumbawa seperti negeri tak bertuan, jiwa jiwa melayang dalam musibah alam yang dahsyat. bahkan letusan tersebut membuat sang legenda Napoleon Bona Parte mengalami kekalahan dalam peperangan karena kondisi alam yang tak mendukung. Dunia terkejut, Dunia mencatat bahwa itu adalah salah satu kejadian alam yang terdahsyat sepanjang sejarah. beberapa orang terilhami untuk menulis, terilhami untuk meneliti lebih jauh Berdasarkan hasil penelitian Letusan Gunung Tambora sepuluh kali lebih dahsyat dibanding letusan Krakatau dan seratus kali lebih besar dari letusan Gunung Vesuvius dan St. Helens. Sekitar 100 ribu orang menjadi korban akibat letusan ini, tiga kerajaan terkubur dalam timbunan erupsi yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar. Sidgurdsson mengatakan bahwa material erupsi naik hingga 43 km ke atmosfir, bayangkan ketinggian ini sekitar 10 kali lebih tinggi dari ketinggian pesawat terbang komersial, mengeluarkan batuan panas cair dalam bentuk abu dan batu apung dengan volume 100 km3. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding volume erupsi vulkanik lainnya yang direkam dalam sejarah manusia. Sejarah kedahsyatan Tambora dimulai ketika tahun 1812, kaldera Tambora bergemuruh dan mengeluarkan awan hitam. Pada 5 April 1815, letusan dengan kekuatan sedang terjadi, diikuti dengan bunyi letusan menggelegar. Pada pagi hari 6 April 1815 debu vulkanik jatuh di Jawa Ti mur yang di iringi suara samar seperti dentuman detonator dan berlangsung hingga 10 April 1815. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 di Pulau Sumatra (jarak dari Tambora sekitar 2600 km) suara yang terdengar seperti letusan senjata api, demi kian kira-kira kronologis kedahsyatan letusan Gunung Tambora yang terekam dari cerita Letusan ini menghasilkan awan panas sekitar 400 juta ton diantaranya bumi tidak mengalami musim panas dalam tahun itu. Kejadian ini di kenal dengan istilah “Year Without Summer”. Ketika gas bereaksi dengan kandungan air di atmosfir, reaksi menghasilkan kelam di ufuk. Sinar senja langit muncul oranye atau merah dekat cakrawala langit merah muda dan warna jingga. Di London, antara 28 Juni sampai 2 Juli 1815 serta 3 September sampai 7 Oktober 1815, orang-orang melihat sinar matahari berwarna-warni saat tenggelam di ufuk. Sinar matahari pada senja hari terlihat oranye, hal demikian terpapar di cakrawala, langit terlihat merah muda mendekati jingga. Desa Pesisir Labuhan Jambu Tarano Sumbawa Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Sumbawa Besar) MULAI DARI IDR. 700,000 PER ORANG Booking Sekarang! Wisatawan di kapal bego’ di Teluk Saleh Sumbawa Whale Shark Tour 3 Hari 2 Malam DARI SUMBAWA BESAR – MULAI DARI IDR. 950,000 PER ORANG Booking Sekarang! Kapal Bagan / Bagang – lokasi Hiu Paus selalu muncul ke permukaan untuk makan Hiu Paus Terlihat dari atas perahu nelayan & Bagan Baca Juga: Pulau Moyo Sumbawa Dan Tips Lengkap Untuk Liburan Yang Maksimal! Bahasa
Gunung Tambora Sumbawa : kejadian alam yang terdahsyat sepanjang sejarah
Gunung Tambora Sumbawa kejadian alam yang terdahsyat sepanjang sejarah Tahun tanpa matahari karena letusan tambora Gunung yang semula memiliki ketinggian sekitar 4.000 Mdpl, menjadi 2.850 Mdpl hingga sekarang itu pun sempat mengubah iklim global karena sulfur yang mencapai lapisan stratosfer. Fenomena ini kemudian disebut sebagai ‘tahun tanpa musim panas’ di bumi belahan utara. Teluk Saleh Meletus pada bulan April tahun 1815, mengguncang Negeri Sumbawa, meluluh lantakkan segala yang ada disekitarnya, menutup angkasa dengan debunya, Matahari pun tak tampak dalam waktu yang cukup panjang pada tahun berikutnya (1816). Desa Pesisir Labuhan Jambu Tarano Sumbawa Suara gelegar terdengar hingga jarak ribuan kilometer, Cincin apinya melebar hingga ke belahan negeri yang lain. ketika itu Sumbawa seperti negeri tak bertuan, jiwa jiwa melayang dalam musibah alam yang dahsyat. bahkan letusan tersebut membuat sang legenda Napoleon Bona Parte mengalami kekalahan dalam peperangan karena kondisi alam yang tak mendukung. Dunia terkejut, Dunia mencatat bahwa itu adalah salah satu kejadian alam yang terdahsyat sepanjang sejarah. beberapa orang terilhami untuk menulis, terilhami untuk meneliti lebih jauh Berdasarkan hasil penelitian Letusan Gunung Tambora sepuluh kali lebih dahsyat dibanding letusan Krakatau dan seratus kali lebih besar dari letusan Gunung Vesuvius dan St. Helens. Sekitar 100 ribu orang menjadi korban akibat letusan ini, tiga kerajaan terkubur dalam timbunan erupsi yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar. Sidgurdsson mengatakan bahwa material erupsi naik hingga 43 km ke atmosfir, bayangkan ketinggian ini sekitar 10 kali lebih tinggi dari ketinggian pesawat terbang komersial, mengeluarkan batuan panas cair dalam bentuk abu dan batu apung dengan volume 100 km3. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding volume erupsi vulkanik lainnya yang direkam dalam sejarah manusia. Sejarah kedahsyatan Tambora dimulai ketika tahun 1812, kaldera Tambora bergemuruh dan mengeluarkan awan hitam. Pada 5 April 1815, letusan dengan kekuatan sedang terjadi, diikuti dengan bunyi letusan menggelegar. Pada pagi hari 6 April 1815 debu vulkanik jatuh di Jawa Ti mur yang di iringi suara samar seperti dentuman detonator dan berlangsung hingga 10 April 1815. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 di Pulau Sumatra (jarak dari Tambora sekitar 2600 km) suara yang terdengar seperti letusan senjata api, demi kian kira-kira kronologis kedahsyatan letusan Gunung Tambora yang terekam dari cerita Letusan ini menghasilkan awan panas sekitar 400 juta ton diantaranya bumi tidak mengalami musim panas dalam tahun itu. Kejadian ini di kenal dengan istilah “Year Without Summer”. Ketika gas bereaksi dengan kandungan air di atmosfir, reaksi menghasilkan kelam di ufuk. Sinar senja langit muncul oranye atau merah dekat cakrawala langit merah muda dan warna jingga. Di London, antara 28 Juni sampai 2 Juli 1815 serta 3 September sampai 7 Oktober 1815, orang-orang melihat sinar matahari berwarna-warni saat tenggelam di ufuk. Sinar matahari pada senja hari terlihat oranye, hal demikian terpapar di cakrawala, langit terlihat merah muda mendekati jingga. Desa Pesisir Labuhan Jambu Tarano Sumbawa Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Sumbawa Besar) MULAI DARI IDR. 700,000 PER ORANG Booking Sekarang! Wisatawan di kapal bego’ di Teluk Saleh Sumbawa Whale Shark Tour 3 Hari 2 Malam DARI SUMBAWA BESAR – MULAI DARI IDR. 950,000 PER ORANG Booking Sekarang! Kapal Bagan / Bagang – lokasi Hiu Paus selalu muncul ke permukaan untuk makan Hiu Paus Terlihat dari atas perahu nelayan & Bagan Baca Juga: Pulau Moyo Sumbawa Dan Tips Lengkap Untuk Liburan Yang Maksimal! English
Hiu Paus Sumbawa : Pengalaman yang akan selalu di kenang di Teluk Saleh
Hiu Paus Teluk Saleh Sumbawa Berjumpa dengan salah satu mahluk terbesar, si Raksasa Lembut bisa di temukan di Teluk Saleh Hiu Paus Sumbawa : Pengalaman yang akan selalu di kenang di Teluk Saleh Temukan Keajaiban Hiu Paus di Sumbawa, Terletak di Teluk Saleh yang indah, hiu paus Sumbawa menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para petualang bawah laut. Berenang bersama raksasa jinak ini di perairan yang jernih dan nikmati keindahan laut Sumbawa yang memukau. Mengapa Teluk Saleh menjadi pilihan Hiu Paus untuk Singgah? Studi yang dilakukan Konservasi Indonesia tentang populasi hiu paus sumbawa di daerah ini, mengungkapkan Teluk Saleh perairan dangkal dan merupakan habitat penting untuk siklus hidup ikan ini, termasuk mencari makan, pengasuhan bagi hiu paus remaja, jalur migrasi, lokasi agregasi sepanjang tahun. Baik Anda seorang penyelam berpengalaman maupun snorkeler pemula, pengetahuan umum & panduan ini akan membantu Anda merencanakan tur hiu paus Sumbawa yang sempurna. Daftar Konten 1. Cara Menuju Lokasi Hiu Paus di Sumbawa 1.A. Perjalanan ke Sumbawa Besar Sumbawa adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak di antara Lombok dan Flores. Berikut adalah cara menuju Sumbawa: Dengan pesawat: Tersedia penerbangan rutin harian, Terbang langsung menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III di Sumbawa Besar (SWQ). Melalui laut dan darat: Dari Lombok, Anda dapat menaiki feri dari Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur) menuju Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa Barat), lalu melanjutkan perjalanan darat sekitar 2 jam untuk sampai ke Sumbawa Besar. Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Finish Lombok) MULAI DARI IDR. 1,450,000 PER PEORANG Booking Sekarang! 1.B. Dari Sumbawa Besar ke Desa Labuan Jambu Setelah tiba di Sumbawa Besar, Anda akan melakukan perjalanan darat selama sekitar 3 jam menuju Desa Labuan Jambu. Desa pesisir ini dihuni oleh banyak nelayan dan menjadi titik awal bagi sebagian besar tur hiu paus Sumbawa. Menginap di homestay lokal sangat disarankan untuk pengalaman yang lebih otentik. Untuk pengaturan perjalanan lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kelompok wisata lokal atau Kantor Desa Labuan Jambu. Desa Pesisir Labuhan Jambu Tarano Sumbawa Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Sumbawa Besar) MULAI DARI IDR. 700,000 PER ORANG Booking Sekarang! 1.C. Desa Labuan Jambu ke Teluk Saleh Dari Desa Labuan Jambu, Anda dapat menaiki perahu nelayan tradisional (Begoq) menuju Teluk Saleh—perjalanan sekitar 2 jam. Hiu paus biasanya terlihat pada pagi hari, jadi disarankan untuk berangkat sekitar pukul 04:00 pagi agar kesempatan Anda lebih besar. Menyewa pemandu lokal sangat penting untuk memastikan Anda menuju ke platform perikanan (bagan) yang tepat di mana hiu paus sering muncul. Wisatawan di kapal bego’ di Teluk Saleh Sumbawa Whale Shark Tour 3 Hari 2 Malam DARI SUMBAWA BESAR – MULAI DARI IDR. 950,000 PER ORANG Booking Sekarang! Kapal Bagan / Bagang – lokasi Hiu Paus selalu muncul ke permukaan untuk makan 2. Waktu Terbaik untuk Melihat Hiu Paus di Sumbawa Hiu paus dapat ditemukan di Teluk Saleh sepanjang tahun, namun waktu terbaik untuk mengunjunginya adalah antara bulan April hingga November. Pada periode ini, perairan lebih tenang, jernih, dan sempurna untuk snorkeling atau menyelam. Ini juga merupakan saat plankton dan ikan kecil—makanan utama hiu paus—paling melimpah. 2.A. Protokol Interaksi dengan Hiu Paus Hiu paus adalah spesies yang dilindungi, jadi sangat penting untuk mengikuti panduan keselamatan berikut: Jangan menyentuh hiu paus: Sisik placoid mereka dapat menyebabkan cedera, dan kontak dengan mereka dapat membahayakan baik manusia maupun hiu paus. Jaga jarak setidaknya 3 meter: Ekor mereka dapat berbahaya jika Anda terlalu dekat. Matikan lampu kilat kamera: Kilatan terang dapat mengganggu hiu paus dan mengubah perilaku mereka. Ikuti petunjuk pemandu: Ini penting untuk keselamatan Anda dan untuk perlindungan hiu paus. Hiu Paus Terlihat dari atas perahu nelayan & Bagan 2.B. Biaya Pariwisata Hiu Paus di Sumbawa Jika Anda merencanakan perjalanan tur hiu paus Sumbawa, berikut adalah perkiraan biaya yang perlu Anda siapkan: Akomodasi (Homestay): IDR 350.000 per orang Makanan (Rumah makan lokal): Sekitar IDR 20.000 per porsi Sewa Perahu Nelayan Turis friendly (Begoq): IDR 800.000–1.000.000 (untuk 10 orang) bayar Bagan: IDR 1.500.000 per bagan Biaya Konservasi: IDR 50.000 per orang Tiket Masuk: IDR 50.000 per orang (IDR 20.000 untuk dana desa, IDR 30.000 untuk BUMDes) Pemandu Lokal: IDR 500.000 Catatan: Biaya ini belum termasuk transportasi menuju Desa Labuan Jambu, dan disarankan untuk bepergian dalam kelompok agar biaya bisa lebih terjangkau. Biaya sewaktu waktu bisa berubah, tergantung dari regulasi di Indonesia, di NTB, Sumbawa dan Desa, menyangkut demi regulasi pengaturan dan konservasi yang benar. Hiu Paus adalah Spesies yang Dilindungi, dan Terdapat Pedoman Ketat untuk Interaksi Jika Anda berencana untuk berinteraksi dengan hiu paus di Sumbawa, penting untuk mengikuti pedoman keselamatan yang telah ditetapkan. Berikut adalah aturan utama yang harus Anda patuhi: Jangan Menyentuh Hiu Paus: Sisik placoid mereka yang tajam dapat menyebabkan cedera. Selain itu, menyentuh hiu paus berisiko membahayakan baik manusia maupun ikan raksasa ini. Jaga Jarak Minimal 3 Meter: Ekor hiu paus yang kuat bisa sangat berbahaya jika Anda berada terlalu dekat. Pastikan untuk menjaga jarak aman agar Anda tidak terkena dampak dari gerakan ekor mereka. Matikan Kilat flash Kamera: Cahaya terang dari kilat kamera dapat mengganggu hiu paus dan mempengaruhi perilaku mereka. Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan, pastikan untuk mematikan flash kamera Anda. Selalu Ikuti Petunjuk Pemandu Lokal: Pemandu lokal yang berpengalaman sangat penting untuk memastikan interaksi yang aman antara pengunjung dan hiu paus. Mengikuti instruksi mereka adalah langkah terbaik untuk menjaga keselamatan semua pihak. Dengan mematuhi pedoman ini, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu menjaga kelestarian hiu paus di Sumbawa, yang merupakan salah satu spesies laut yang dilindungi. Berenang & Snorkling dengan Hiu Paus Sumbawa 2.C. Tips Tambahan untuk Tur Hiu Paus di Sumbawa Agar pengalaman tur hiu paus Sumbawa Anda lebih maksimal, berikut beberapa tips tambahan: Sarapan sebelum berangkat: Atau minta pemandu Anda menyiapkan makanan ringan. Lindungi diri dari sinar matahari: Perahu nelayan terbuka, jadi bawa tabir surya atau minta pelindung terpal untuk berteduh. Gunakan pelindung telinga: Suara mesin perahu bisa keras, jadi pertimbangkan untuk memakai penutup telinga. Tetap tenang saat snorkeling: Jika hiu paus mendekat, berenang perlahan dan tenang. Pastikan boarding yang aman: Minta pemandu membantu saat naik dan turun perahu dengan aman. Baca Juga: Pulau Moyo Sumbawa Dan Tips Lengkap Untuk Liburan Yang
Sumbawa Whale Sharks : a moment to remember in Saleh Bay
Sumbawa Whale Sharks Encounters these one of Biggest Creatures, The Gentle Giant founded in Saleh Bay Whale Shark Sumbawa: A Once in a-Lifetime Experience in Saleh Bay Sumbawa Whale Sharks : Discover the Magical experience to encounter, Located in the beautiful Saleh Bay, Whale Sharks in Sumbawa offer an unforgettable experience for underwater adventurers. Why is Saleh Bay a preferred & ideal stop for Whale Sharks? : A study conducted by Conservation Indonesia on the population of whale sharks in Sumbawa in this area reveals that Saleh Bay, with its shallow waters, is an important habitat for the life cycle of these fish. It serves as a feeding ground, a nursery for juvenile whale sharks in sumbawa, a migration route, and an aggregation site throughout the year. Swim alongside these gentle giants in crystal-clear waters and enjoy the stunning beauty of Sumbawa’s marine life. Whether you’re a seasoned diver or a first-time snorkeler, lets know & plan the ultimate whale shark Sumbawa FAQ with our guiding complete below!. Table of Contents 1. How to Get to the Whale Shark Location in Sumbawa 1.A. Traveling to Sumbawa Besar Sumbawa is part of the West Nusa Tenggara Province, situated between Lombok and Flores. Here’s how you can get to Sumbawa: By air : Fly directly to Sultan Muhammad Kaharuddin III Airport in Sumbawa Besar (airport code : SWQ). there are two times regular daily flight to Sumbawa on daily basis. By sea and land: From Lombok, you can take a ferry from Kayangan Port (East Lombok) to Poto Tano Port 2-3 hours (West Sumbawa), and then drive for about 2-3 hours to reach Sumbawa Besar. Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Finish Lombok) START IDR. 1,450,000 PER PERSON Book Now! 1.B. From Sumbawa Besar to Labuan Jambu Village Once you arrive in Sumbawa Besar, it’s a 3-hour drive to Labuan Jambu Village. This coastal village is home to many fishermen and is the starting point for most whalesharks tours. Staying in a local homestay is highly recommended for a more authentic experience. For further travel arrangements, you can contact the local tourism group or the Labuan Jambu Village Office. Seaside Vilage “Labuhan Jambu” Sumbawa Whale Shark Tour (Start & Sumbawa Besar) START IDR. 700,000 PER PERSON Book Now! 1.C. Labuan Jambu to Saleh Bay From Labuan Jambu, take a traditional fishing boat (Begoq) to Saleh Bay—about a 2-hour journey. Whale sharks are typically spotted early in the morning, so it’s advisable to depart around 4:00 AM for the best chances. Hiring a local guide is essential to navigate the right fishing platforms (bagan) where whale sharks frequently appear. Wooden Boat “begoq” fishermen boat with tourism eco friendly Sumbawa Whale Shark Tour 3 Days 2 Nights From Sumbawa Besar City – START IDR. 950,000 PER PERSON Book Now! Bagan or Bagang : a Fishermen Catching boat : a place that the Giant show up to the surface 2. Best Time to See Whale Sharks in Sumbawa Whale sharks are present in Saleh Bay year-round, but the best time to visit is between April and November. During these months, the water is calmer, clearer, and perfect for snorkeling or diving. This is also when plankton and small fish—primary food sources for the whale sharks—are most abundant. 2.A. Whale Shark Interaction Protocol Do not touch the whale sharks: Their placoid scales can cause injury, and contact with them is harmful to both humans and the sharks. Maintain a distance of at least 3 meters: Their tails can be dangerous if you get too close. Turn off camera flashes: Bright flashes may disturb the sharks and alter their behavior. Follow the guide’s instructions: This is essential for your safety and the protection of the whale sharks. a Juvenil whaleshark from begoq 2.B. Costs for Whale Shark Tourism in Sumbawa If you’re planning a whale shark Sumbawa trip, here’s a breakdown of the expected costs: Accommodation (Homestay): IDR 350,000 – 500,000 per person Meals (Local eateries): Around IDR 20,000 – 50,000 per portion Fishing Boat Rental, tourism friendly (Begoq): 1,000,000 (for 10 people), depend on how big and how good the Begoq for the tourism Bagan Fee: IDR 1,500,000 per bagan Conservation Fee: IDR 100,000 per person Entrance Fee: IDR 50,000 per person (IDR 20,000 for village funds, IDR 30,000 for BUMDes) Local Guide: IDR 500,000 Note: The Cost can be change in anytime depend on the regulation from district, the village agreement meeting. besides the costs above whichis exclude transportation to Labuan Jambu Village, and it’s recommended to travel in groups to share the expenses. Whale Sharks are a Protected Species: Strict Guidelines for Safe Interaction When interacting with this Creatures in Sumbawa, it’s crucial to follow the established safety guidelines to ensure both your safety and the protection of these majestic creatures. Here are the key rules you must adhere to: Do Not Touch the Whale Sharks ! : Their sharp placoid scales can cause injury, and touching them is harmful to both humans and the whale sharks. Maintain a Distance of at Least 3 Meters: Whale sharks have powerful tail fins, and getting too close can pose a risk. Always keep a safe distance to avoid being struck by their tail. Turn Off Your Camera Flash: Bright camera flashes can disturb the whale sharks and lead to unpredictable behavior. Always turn off your camera flash to ensure the animals are not stressed. Mandatory to Follow the Guide’s Instructions: Local guides are experts in whale shark interactions. Following their instructions is essential for the safety of both visitors and the whale sharks. By following these guidelines, you not only protect yourself but also contribute to the conservation of whale sharks in Sumbawa, ensuring these incredible creatures remain safe and thrive in their natural habitat. Whale Sharks are a Protected Species that recorded These regulations are set out below : Indonesia Ministry of Environment and the ministry of maritime affairs and fisheries. swimming & diving with the Gentle Giant 2.C. Additional Tips for Whale Shark Tours in Sumbawa To make the most
Whale Shark in Sumbawa : Opportunities to Encounter, Spot and Swim
Whale Shark in Sumbawa : Opportunities to See and Swim Opportunities to See and Swim with Sumbawa Whale Sharks in Saleh bay About opportunities to Encounter, Swim with Whale Sharks in Sumbawa. Saleh Bay with its unique biogeography and rich ecosystem, serves as a vital feeding ground for whale sharks. The shallow depths and abundant marine life provide an ideal habitat, while the daily activities of local fishermen play a crucial role in attracting these gentle giants to the surface. During the early morning hours, whale sharks often rise to feed on the easy pickings left by hundreds of “Bagan” fishing boats operating overnight. This interaction highlights the ecosystem’s importance in sustaining the whale shark population. From a tourism perspective, the main question for visitors is whether they’ll have the chance to see these magnificent creatures. However, guaranteeing a 100% success rate in spotting whale sharks is unrealistic, this type of tourism involves visiting their natural habitat in the open sea, where conditions are unpredictable, and sightings depend on various natural factors. While Teluk Saleh offers one of the best opportunities, there is always a possibility of not encountering a whale shark, making each sighting a special and unpredictable experience. Photo : “BAGAN” Fishermen Flatform in Saleh Bay with a View of Mount Tambora Local Operator and some fact about Whale Shark Encounters We take pride in providing tours sumbawa that allow visitors to spot and swim with whale sharks. With strong coordination among local fishermen and individuals at sea, we continuously gather reliable information about whale shark in sumbawa sightings. This collaborative effort ensures the best chance of experiencing these magnificent creatures up close. Whale Shark Tour Package in Sumbawa Here are some fascinating facts about whale sharks: They are capable of diving to depths of over 1,200 meters. Whale sharks migrate and explore vast oceans, traveling in groups to coastal areas around the globe to feed seasonally. They primarily consume plankton and small crustaceans by filtering large volumes of water. Despite their massive size, whale sharks are known for their gentle and non-aggressive behavior. They are often curious and enjoy approaching swimmers, making them a safe and fascinating species to interact with in their natural habitat. Joining our tour offers not just an adventure but also a deeper understanding of the unique ecosystem that sustains these gentle giants. Swim with the ‘Gentle Giants’ Whale Sharks of Saleh Bay Behavior during tourism: This fish can exhibit various behaviors during visits, such as diving and approaching slowly, suddenly moving away, or sharply retreating and not responding. These behaviors are not aggressive, as they are natural to the species. As visitors wishing to see or even swim with these gentle giants, the safe distance recommended by conservationists or tourism experts should be maintained during interactions, both from the human side and the whale shark side. Why is Saleh Bay a preferred & ideal stop for Whale Sharks? A study conducted by Conservation Indonesia on the population of whale sharks in Sumbawa in this area reveals that Saleh Bay, with its shallow waters, is an important habitat for the life cycle of these fish. It serves as a feeding ground, a nursery for juvenile whale sharks, a migration route, and an aggregation site throughout the year. photo : Marine chart maps – The depth contour of Saleh Bay is 324 meters (Source #1). Behavior of Whale Sharks in Saleh Bay Whale sharks in Sumbawa Saleh Bay can be found year-round. In fact, 40 percent of the population structure is dominated by young individuals. The population in Saleh Bay has been identified as the second-largest population of whale sharks in Indonesia, with 110 individuals recorded in 2022, after the population in Cendrawasih Bay in West Papua. A study conducted by Conservation Indonesia on the whale shark population in this area reveals that Saleh Bay, with its shallow waters, is a crucial habitat for the life cycle of these creatures. It serves as a feeding ground, a nursery for juvenile whale sharks, a migration route, and an aggregation site throughout the year. Biodiversity of Sumbawa Saleh Bay The Conservation Team has revealed the high biodiversity of coral reef fish in Saleh Bay, with 560 species observed, some of which may potentially be new species. The unique biogeography of Saleh Bay, as a semi-enclosed bay, makes it a home for fish species that have not been previously described. Additionally, mesophotic coral reefs at depths greater than 30 meters have also been discovered. These findings highlight the importance of this ecosystem as a refuge for marine life from local and global threats, including rising sea temperatures. However, the mesophotic coral reef ecosystem remains largely unexplored to date. Map of Whale Shark Movement in Saleh Bay monitored with GPS – Photo Source: Conservation International Whale Shark Tracker (Source #2) Findings on Whale Shark Behavior in Sumbawa Through the use of the Baited Remote Underwater Video System (BRUVS), operated for 3,600 minutes of observation, researchers found only a few predators in the area, including blacktip reef sharks, bluespotted ribbontail rays, giant moray eels, and spotted moray eels (Gymnothorax isingteena). The spotted moray eel was a new discovery, as it was previously only found in areas from Japan to northern Australia. In general, few large fish were observed, although some grouper and snapper were still seen. This suggests overfishing of coral fish in Saleh Bay (Link 3). Using this technology and acoustic surveys, it was found that whale sharks in Saleh Bay actively chase food at depths of 20–100 meters. This behavior indicates that they are still feeding naturally, despite the fishing activities occurring on the surface. Combined photo of the underwater depth contour of Saleh Bay and the movement points of whale sharks in Sumbawa. Photo source: maps.garmin.com & Whale Shark Tracker Conservation.org In addition, survey results in Saleh Bay show that fish larvae (Ichthyoplankton) and zooplankton, which are the main food sources for whale sharks, are more abundant in the eastern and southern regions of the bay. This area has been
Sumbawa Whale Shark – Hiu Paus : Peluang Melihat, Berenang
Sumbawa Whale Shark : Hiu Paus Sumbawa Peluang Melihat Berenang & Fakta tentang Hiu Paus Peluang Melihat & berenang dengan Hiu Paus di Teluk Saleh Sumbawa Bagaimana Peluang Bertemu, Melihat & berenang Bersama Hiu Paus Sumbawa di Teluk Saleh dengan kesimpulan ekosistem ini sangat penting untuk penyediaan sumber makanan bagi populasi mahluk ini di Teluk Saleh. Di Samping itu karena biogeografi dan ekosistem teluk ini, tentu nya aktifitas nelayan yang selalu terjadi hampir setiap hari di teluk ini, yang menyebabkan dan mendatangkan Raksasa lembut ini sering muncul ke permukaan di waktu pagi buta untuk mendapatkan sarapan secara mudah dari hasil tangkapan ratusan kapal nelayan “BAGAN” yang beroperasi di malam hari. Dari sisi wisata, sebagai prngunjung hal yang selalu dan sering di pikirkan adalah kesempatan untuk melihat mahluk ini bisa atau tidak?. dengan kata lain persentase kemungkinan 100 % untuk melihat dan menjumpai sangat yang mustahil di katakan, karena analogi berfikir yang benar untuk jenis wisata ini, berkunjung ke habitat asli secara alamiah di alam terbuka, tempat kehidupan bawah laut yang dalam bagi manusia, jadi akan selalu ada kemungkinan kita tidak akan bertemu dengan Whale Shark Sumbawa! Foto : Bagan Nelayan Teluk Saleh dengan View Gn. Tambora Agensi Lokal dan Fakta Sebagai orang Lokal dan Agency di Sumbawa yang menyediakan wisata untuk melihat & berenang dengan hiu paus. Dengan koordinasi yang kuat dari tiap kapal nelayan dan setiap individu yang ada ketika melaut, kami selalu berupaya mencari informasi pasti tentang lokasi kemunculan Whale Shark. (Paket Tour Hiu Paus Sumbawa) Berikut beberapa fakta bahwa Hiu paus mampu menyelam hingga kedalaman 1.200an Meter. Melakukan Migrasi dan menjelajah di samudera luas, secara musiman dengan berkelompok mencari makanan di sekitar pesisir benua di seluruh perairan di seluruh dunia Hiu paus lebih sering terlihat memakan plankton dan krustasea kecil dengan cara menyaring air. Sedangkan Tingkah laku nya dikenal sebagai makhluk yang jinak dan tidak berbahaya bagi manusia. Mereka suka bermain mendekati manusia yang berenang. Berenang dengan “Raksasa Lembut” Hiu Paus Teluk Saleh Perilaku saat berwisata: Ikan ini dapat menunjukkan berbagai perilaku saat wisata, seperti menyelam dan mendekat secara perlahan, menjauh secara mendadak, atau menjauh secara tajam dan tidak merespon. Dengan demikian, prilaku yang tidak agresif di karenakan ini secara alamiah. Sebagi pengunjung yang ingin melihat bahkan berenang dengan si raksasa lembut ini, jarak aman yang di sarankan oleh para pemerhati konservasi atau pun wisata harus di terapkan ketika berinteraksi baik dari sisi manusia maupun sisi si Hiu Paus. Mengapa Teluk Saleh menjadi pilihan Hiu Paus untuk Singgah? Studi yang dilakukan Konservasi Indonesia tentang populasi hiu paus sumbawa di daerah ini, mengungkapkan Teluk Saleh perairan dangkal dan merupakan habitat penting untuk siklus hidup ikan ini, termasuk mencari makan, pengasuhan bagi hiu paus remaja, jalur migrasi, lokasi agregasi sepanjang tahun. Foto Marine chart – Kontur kedalaman Teluk Saleh 324 Meter (Source #1) 3. Perilaku Hiu Paus di Teluk Saleh Hiu paus di Teluk Saleh dapat ditemukan kehadirannya sepanjang tahun. Bahkan, 40 persen dari struktur populasinya didominasi yang berumur muda. Populasi nya di Teluk Saleh, teridentifikasi sebagai populasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah 110 individu pada 2022 setelah populasi di Teluk Cendrawasih di Papua Barat. Studi yang dilakukan Konservasi Indonesia tentang populasi hiu paus di daerah ini, mengungkapkan Teluk Saleh perairan dangkal dan merupakan habitat penting untuk siklus hidup mahluk ini, termasuk mencari makan, pengasuhan bagi whale shark remaja, jalur migrasi, lokasi agregasi sepanjang tahun. 4. Keanekaragaman Hayati Teluk Saleh Dari hasil penelitian Tim Konservasi mengungkap tingginya keanekaragaman ikan karang di Teluk Saleh. Di temukan 560 spesies yang teramati, beberapa di antaranya berpotensi sebagai spesies baru. Keunikan biogeografi Teluk Saleh sebagai teluk semi tertutup menjadikannya rumah bagi jenis-jenis ikan yang belum terdeskripsikan sebelumnya. Selain itu, terumbu karang mesofotik di kedalaman lebih dari 30 meter juga ditemukan. Temuan ini menunjukkan peran penting ekosistem tersebut sebagai tempat berlindung biota dari ancaman lokal dan global, termasuk kenaikan suhu laut. Namun, hingga saat ini, ekosistem terumbu karang mesofotik masih belum dieksplorasi. Peta Pergerakan Whale Shark di Teluk Saleh yang di pantau dengan GPS – Sumber Foto : Conservation International Whale Shark Tracker (Source#2) 5. Temuan Perilaku Whale Shark di Teluk Sumbawa Adapun, melalui Baited Remote Underwater Video System (BRUVS) yang dioperasikan selama 3,600 menit pengamatan, para peneliti hanya mendapati beberapa predator di kawasan ini yang di antaranya meliputi blacktip reef shark, bluespotted ribbontail ray, giant moray eel dan spotted moray eel (Gymnothorax isingteena). Spotted moray eel merupakan temuan baru karena sebelumnya hanya ditemukan di area Jepang hingga utara Australia. Secara umum, tidak banyak ikan-ikan besar yang ditemukan, meskipun beberapa kerapu dan kakap masih terlihat. Hal ini mengindikasikan adanya penangkapan berlebih pada ikan-ikan karang di Teluk Saleh (Link 3). Melalui teknologi tersebut dan survei akustik, ditemukan bahwa hiu paus di Teluk Saleh aktif mengejar makanan hingga kedalaman 20–100 meter. Perilaku ini menunjukkan bahwa mereka masih mencari makan secara alami meskipun terdapat aktivitas perikanan di permukaan. Gabungan Foto Kontur kedalaman bawah laut Teluk Saleh + titik pergerakan Hiu Paus Sumbawa Sumber Foto : maps.garmin.com & Whale Shark Tracker Conservation.org Di samping itu hasil dari survey di teluk saleh bahwa larva ikan (Ichthyoplankton) dan zooplankton yang merupakan makanan utama ikan tersebut di Teluk Saleh diamati lebih melimpah di wilayah timur dan selatan Teluk Saleh, di mana lokasi ini menjadi usulan kawasan konservasi whale Sharks. Tim Konservasi mengidentifikasi adanya tingkah laku pergerakan lebih dari 7 ekor hiu paus yang sedang mengejar larva ikan dan zooplankton di kedalaman antara 20-100 meter. Temuan ini mengindikasikan whale sharks di Teluk Saleh tidak hanya makan di permukaan karena adanya bagan nelayan yang beroperasi, namun masih mencari makan secara natural di perairan Teluk Saleh, baik pada siang maupun malam hari. Souce : https://maps.garmin.com/en-US/marine?maps=another-brand&overlay=false&key=qweb949j8p0j&heatmap=false https://www.conservation.org/projects/whale-shark-tracker https://www.konservasi-id.org English
Sumbawa Horse Racing and Young age Jockeys : the cultural sumbawa tradition
https://www.youtube.com/watch?v=M88MQ1kPP4s Sumbawa, an island rich in culture located in West Nusa Tenggara, is known for its many unique traditions. One of the most notable is Horse Racing (Main Jaran), a traditional horse race that involves child jockeys. This tradition not only serves as local entertainment but also represents a significant part of Sumbawa’s cultural heritage, which continues to be preserved today. The History and Meaning Behind Main Jaran Sumbawa (Horse Racing) Main Jaran, which translates to “horse racing” in the local language, has been a part of Sumbawa’s community life for generations. This race is more than just a competition of speed between horses; it also symbolizes prestige and honor for the horse owners. These traditional horse races are usually held as part of major celebrations, such as harvest festivals or cultural events, and they always attract attention from both locals and tourists. The horses used in these races are local breeds that have been well-trained. They are specially prepared to participate in the races, showcasing their speed and agility on the track. The Role of Young Age Jockeys in Main Jaran Sumbawa What makes Main Jaran in Sumbawa so unique is the involvement of child jockeys. These are young boys, often aged between 6 and 10 years, who are brave and skilled in handling horses. Why use child jockeys? It is due to their lighter weight, which allows the horses to run faster. Although it may seem risky, these child jockeys are trained from a young age to maintain balance and horsemanship. Nevertheless, the safety of these young jockeys is a top priority. Before racing, they are equipped with protective gear such as helmets and knee guards to minimize the risk of injury. The races are closely monitored to ensure that the child jockeys remain safe during the competition. A Thrilling Experience for Spectators For spectators, Main Jaran is not just a race but an adrenaline-pumping experience. The atmosphere around the racing arena is always filled with the cheers of supporters rooting for their favorite riders. The thundering speed of the horses, combined with the skillful control of the child jockeys, creates an exciting and entertaining spectacle. Additionally, the race serves as an opportunity for local horse breeders to showcase the quality of their horses. Winning horses often gain higher status and can even be sold at a much higher price Visiting Sumbawa and Watching Main Jaran If you are interested in Visiting Sumbawa & witnessing Main Jaran, Sumbawa is the perfect destination. These races are usually held at several horse racing arenas scattered across the island, particularly in major towns such as Sumbawa Besar and Bima. It’s best to plan your visit during cultural festivals to see these races firsthand. Aside from watching the horse races, you can also enjoy the stunning natural beauty of Sumbawa, from its authentic beaches to its challenging mountains waiting to be explored. Main Jaran and the child jockeys of Sumbawa highlight the richness and uniqueness of local culture in Indonesia. For those seeking a different kind of experience, witnessing this traditional horse race will leave a lasting impression. So, be sure to include Sumbawa as one of your next travel destinations! Bahasa
Main Jaran, Joki Cilik Sumbawa : Tradisi Balap Kuda yang Mendebarkan
https://www.youtube.com/watch?v=M88MQ1kPP4s Maen Jaran dan Joki Cilik Sumbawa Sumbawa dikenal dengan banyak tradisi uniknya. Salah satu yang paling menonjol adalah Main Jaran, sebuah lomba balap kuda tradisional yang melibatkan joki cilik. Tradisi ini tidak hanya menjadi hiburan lokal, tetapi juga merupakan bagian penting dari warisan budaya Sumbawa yang terus dilestarikan hingga kini. Sejarah dan Makna di Balik Main Jaran Main Jaran, yang dalam bahasa lokal berarti “balap kuda”, telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Sumbawa sejak lama. Balapan ini tidak hanya sekadar ajang adu cepat antara kuda, tetapi juga simbol prestise dan kehormatan bagi para pemilik kuda. Balapan kuda tradisional ini biasanya diadakan dalam rangkaian perayaan besar, seperti pesta panen atau acara adat, dan selalu berhasil menarik perhatian masyarakat setempat maupun wisatawan. Kuda yang digunakan dalam balapan ini adalah kuda-kuda lokal yang telah dilatih dengan baik. Mereka dipersiapkan secara khusus untuk mengikuti lomba dan diharapkan mampu menunjukkan kecepatan serta ketangkasan di lintasan. Peran Joki Cilik dalam Main Jaran Hal yang membuat Main Jaran di Sumbawa begitu unik adalah peran joki cilik. Joki cilik adalah anak-anak muda, bahkan sering kali berusia antara 6 hingga 10 tahun, yang berani dan terampil dalam mengendalikan kuda. Mengapa mereka menggunakan joki cilik? Hal ini dikarenakan bobot tubuh mereka yang ringan, yang membuat kuda dapat berlari lebih cepat. Meski tampak berisiko, para joki cilik ini telah dilatih dengan baik sejak dini untuk menjaga keseimbangan dan keterampilan berkuda. Namun demikian, keselamatan para joki cilik ini tetap menjadi perhatian penting. Sebelum mengikuti balapan, mereka diberikan perlengkapan pelindung seperti helm dan pelindung lutut untuk meminimalkan risiko cedera. Balapan ini dijalankan di bawah pengawasan ketat untuk memastikan bahwa para joki cilik berada dalam kondisi aman saat berlaga. Pengalaman Mendebarkan bagi Penonton Bagi penonton, Main Jaran bukan sekadar ajang lomba, melainkan sebuah pengalaman mendebarkan yang memacu adrenalin. Suasana di sekitar arena balap selalu dipenuhi sorak sorai para pendukung yang mendukung jagoan mereka. Kecepatan kuda yang menderu, ditambah dengan keterampilan joki cilik yang mengendalikan kuda di lintasan, menciptakan sensasi yang sangat menghibur. Selain itu, balapan ini juga menjadi tempat bagi para peternak kuda lokal untuk menunjukkan kualitas ternak mereka. Kuda-kuda yang berhasil memenangkan lomba sering kali mendapatkan status yang lebih tinggi dan bahkan dijual dengan harga yang lebih mahal. Mengunjungi Sumbawa dan Menyaksikan Main Jaran Jika Anda tertarik untuk menyaksikan Main Jaran, Sumbawa adalah destinasi yang tepat. Balapan ini biasanya diadakan di beberapa arena balap kuda yang tersebar di seluruh pulau, terutama di kota-kota besar seperti Sumbawa Besar dan Bima. Sebaiknya, Anda mengatur kunjungan pada saat perayaan adat berlangsung agar bisa menyaksikan balapan ini secara langsung. Selain menyaksikan balap kuda, Anda juga dapat menikmati keindahan alam Sumbawa yang menakjubkan, dari pantai-pantai eksotis hingga gunung-gunung yang menantang untuk dijelajahi. Kesimpulan Main Jaran dan joki cilik Sumbawa adalah salah satu tradisi yang menunjukkan betapa kaya dan uniknya budaya lokal di Indonesia. Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman berbeda, menyaksikan balapan kuda tradisional ini akan memberikan kesan yang tak terlupakan. Jadi, pastikan Anda memasukkan Sumbawa sebagai salah satu tujuan wisata berikutnya! English
Barapan Kebo Sumbawa : A Unique Tradition that Marks the Planting Season
Bahasa Barapan Kebo: A Unique Tradition in Sumbawa that Marks the Planting Season Barapan Kebo is one of the most iconic cultural events in Sumbawa, held during the start of the rice planting season. This event features buffalo races in muddy paddy fields, involving sandro (local shaman & buffalo owners), jockeys, and the finest buffaloes. While it’s often hosted in Pamulung, this tradition is also practiced in various villages such as Moyo Hulu, Senampar, Poto, Lengas, Batu Bangka, Maronge, and Utan, making it an integral part of the cultural heritage of Sumbawa Island, particularly among the Samawa people. Timing and Process of Barapan Kebo Barapan Kebo takes place at the beginning of the rice planting season. The race track is usually a flooded paddy field with knee-deep water. Before the event begins, the participating buffaloes are gathered three to four days in advance to measure their height and age. This process is essential to ensure that the buffaloes compete in the appropriate category. The duration of the race depends on the number of buffaloes participating. Unique Aspects of This Tradition Compared to Similar Events Although it might resemble Madura’s Karapan Sapi or Bali’s Mekepung, Barapan Kebo has distinct characteristics. One unique element is the role of the sandro—a local supernatural expert who plays a crucial role in the event. The sandro (shaman) wields a magical stick called “Sakak,” and the buffalo that can touch or knock over the Sakak wins the race. The pair of buffaloes that reach the finish line the fastest and manage to touch the Sakak are crowned champions. Key Terms in Barapan Kebo This tradition has several local terms that describe its unique elements, including: Noga: A wooden clamp that binds a pair of buffaloes together during the race. Kareng: A triangular board where the jockey stands while controlling the buffaloes. Mangkar: A whip used to make the buffaloes run faster. Sandro: The supernatural expert from Sumbawa who plays a vital role in the event. Lawas: A form of traditional Sumbawa poetry recited when a buffalo touches or knocks down the Sakak. Ngumang: A victory boast often used by the jockey to attract the attention of female spectators. With its uniqueness and cultural significance, Barapan Kebo is not only an entertaining spectacle but also a way to preserve the cultural heritage of Sumbawa. Every year, this event attracts tourists eager to witness the strength of the best buffaloes and the skill of the jockeys. You can visit Sumbawa and experience this tradition at the beginning of the rice planting season, typically between September and November. The exact dates may vary by village, as they depend on when the planting season begins in each region.
Barapan Kebo: Tradisi Unik di Sumbawa yang Mengiringi Musim Tanam
English Brapan Kebo Tradisi Unik Di Sumbawa yang Mengiringi Musim Tanam Barapan Kebo merupakan salah satu event budaya paling ikonik di Sumbawa yang diadakan saat memasuki musim tanam padi. Kegiatan ini melibatkan adu kecepatan kerbau di arena sawah yang berlumpur, diikuti oleh para sandro (para dukun & pemilik kerbau), joki, dan kerbau-kerbau terbaik. Meski sering diadakan di Pamulung, Tradisi ini juga eksis di berbagai desa seperti Moyo Hulu, Senampar, Poto, Lengas, Batu Bangka, Maronge, dan Utan, sehingga menjadikannya bagian penting dari budaya masyarakat Pulau Sumbawa, khususnya Suku Samawa Kapan Proses Tradisi Berlangsung Acara Barapan Kebo digelar saat awal musim tanam padi. Arena pertandingan biasanya berupa lahan sawah yang sudah digenangi air setinggi lutut. Sebelum acara berlangsung, kerbau-kerbau peserta dikumpulkan tiga hingga empat hari sebelumnya untuk diukur tinggi dan usianya. Hal ini penting untuk memastikan kerbau ditempatkan dalam kategori yang sesuai saat lomba. Durasi lomba ditentukan berdasarkan jumlah kerbau yang ikut serta. Unik nya Tradisi ini di Banding Kegiatan Serupa Meskipun sekilas mirip dengan Karapan Sapi di Madura atau Mekepung di Bali, Barapan Kebo memiliki ciri khas yang berbeda. Salah satu elemen uniknya adalah peran sandro—ahli supranatural lokal yang terlibat dalam acara ini. Sandro menggunakan tongkat magis yang disebut “Sakak,” dan kerbau yang dapat menyentuh atau menjatuhkan Sakak menjadi pemenang. Pasangan kerbau yang tercepat dalam mencapai garis finish dan berhasil menyentuh Sakak inilah yang dinobatkan sebagai juara. Istilah – Istilah Penting dalam Tradisi Barapan Kebo Tradisi ini memiliki berbagai istilah lokal yang menggambarkan elemen-elemen unik dalam acara ini, di antaranya: Noga: Kayu penjepit yang menyatukan sepasang kerbau dalam perlombaan. Kareng: Bilah segitiga yang menjadi tempat pijakan sang joki saat mengendalikan kerbau. Mangkar: Pecut yang digunakan untuk memacu kerbau agar berlari lebih cepat. Sandro: Ahli supranatural Sumbawa yang berperan penting dalam jalannya acara. Lawas: Lantunan pantun khas daerah Sumbawa yang biasanya diucapkan saat kerbau berhasil menyentuh atau menjatuhkan Saka’. Ngumang: Bentuk sesumbar kemenangan yang sering kali digunakan joki untuk menarik perhatian para penonton wanita. Dengan keunikan dan nilai budaya yang tinggi, Barapan Kebo tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga ajang mempertahankan warisan budaya Sumbawa. Setiap tahun, acara ini menarik perhatian wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kehebatan kerbau-kerbau terbaik dan keterampilan para joki. Anda bisa mengunjungi sumbawa dan bisa menyaksikan Tradisi ini saat awal musim tanam padi, yang biasanya berlangsung antara bulan September hingga November di Sumbawa. Waktu pasti acara ini bisa berbeda di setiap desa, karena bergantung pada kapan musim tanam dimulai di masing-masing wilayah.